Selasa, 04 Juni 2024

PROOFREADING SEBELUM MENERBITKAN TULISAN

 



Narasumber     : Susanto, S.Pd.
Moderator        : Edmu Yulfizer Abdan Syukura, Gr., M.Pd.
Resume ke-      : 13
Hari/Tanggal     : Senin, 3 Juni 2024

Malam ini pelatihan menulis membahas tentang "Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan" dengan narasumber bapak Susanto, S.Pd. dan moderator bapak Edmu. Seperti biasa pelatihan dimulai pada pukul 19.00 wib. 

Pernahkah menulis karya tapi kurang puas setelah membacanya kembali? mungkin karena ejaannya yang kurang sesuai, ada tulisan yang typo, tanda baca dan huruf kapital yang kurang benar, bahkan terkadang ada susunan kalimat yang kurang pas. 

Malam ini narasumber akan menyampaikan terkait hal tersebut. Istilah "Proofreading" apa itu? saya baru mendengar istilah itu malam ini hehe....

Diawal materi narasumber membrikan contoh kalimat sebagai berikut!
"Dahulu kala selama ratusan tahun Indonesia oleh Portugis, Belanda, dan Jepang hingga dengan kegigihan para pahlawan perjuangan, serta seluruh masyarakat, dan tidak lupa dengan doa."
Apakah tulisan diatas sudah lengkap???
Rangkaian kalimat diatas itu belum lengkap karena unsur kalimat tidak ada. Mengapa??? karena belum ada subyeknya.

"Proofreading" adalah membaca ulang kembali untuk memeriksa sebuah tulisan agar diketahui ada atau tidak ada kesalahan. 

Kesalahan apa saja??

  1. Kesalahan pengetikan atau ejaan
  2. Penggunaan tanda baca
  3. Konsisten dalam penggunaan nama atau istilah
  4. Logika dari sebuah tulisan
Mengapa Proofreading perlu dilakukan??
Hal tersebut harus dilakukan karena penulis terkadang kesulitan menemukan kesalahan atau merasa tulisan itu sudah benar dan layak untuk diterbitkan.

Kapan Proofreading dilakukan??
Hal tersebut dilakukan setelah penulis menyelesaikan tulisannya. Jangan mengoreksi tulisan pada saat menulis atau sebelum tulisan diselesaikan.

Siapa yang melakukannya??
Yang melakukan pengoreksian adalah penulis sendiri atau orangn lain (profesional) 
Caranya bagaimana??
1. Menetralkan perasaan terhadap tulisan sendiri, diamkan naskah beberapa waktu. 
2. Membaca dulu seluruh naskah yang sudah ditulis sebelum mengedit agar tidak salah asumsi.
3. Memeriksa saltik (salah pengetikan) istilah, EYD, struktur, kelogisan.
4. Membaca dengan bersuara (enak, mengalir)

Setelah itu narasumber memberikan latihan melalui teks tentang penggunaan tanda baca, karena salah memberikan tanda baca akan menyebabkan salah tafsir (multitafsir). 
Contoh:
"Raja kamu itu anak sulung Papa Mama. Pewaris perusahaan. Masa mau nikah dengan gadis masa gini? Mama sudah jodohkan kamu dengan anak rekan bisnis Papamu. Sudah kamu jangan membantah." Ucap mamanya Raja tanpa memedulikan perasaanku yang pastinya terluka. Kata yang bertanda miring seharusnya memakai tanda baca koma bukan titik. 

Ada beberapa contoh lagi yang disampaikan oleh narasumber dalam pelatihan tersebut. Intinya ada hal baru lagi yang saya pelajari malam ini dari pelatihan KBMN gelombang 31. Setiap pelatihan selalu hal yang menarik dan menginspirasi. 

Alhamdulillah, sudah berkesempatan mnegikuti kegiatan di KBMN gelombang 31 bersama tim Om Jay yang solid. 


Depok, 5 Juni 2024
Kartini S.Pd_Guru SD






2 komentar:

SSB Metro Kukusan

  Pertandingan tim futsal Metro Kukusan mengikuti laga event Anniversary 1st Citra Remaja.  Pertandingan dilakukan di lapangan Pordek Krukut...