Kamis, 06 Juni 2024

KAIDAH PANTUN

 


Kaidah Pantun

Narasumber    : Miftahul Hadi, S.Pd.
Moderator       : Arofiah Afifi, S.Pd.
Resume ke      : 14
Hari/Tanggal   : Rabu, 5 Juni 2024

Malam Minggu ke pasar Kramat Jati 
Jangan lupa mampir ke butik Muzdalifah
Malam ini belajar pantun bersama pak Hadi
Juga moderator cantik bernama bu Arofiah

Itulah pantun yang saya buat on the spot semalem. Jujur saya mulai tertarik membuat pantun setelah sekian lama tinggal di Depok. Hampir setiap kegiatan baik kedinasan maupun tidak para narasumber atau pejabat berpantun sebelum atau sesudah memberikan sambutan.

Pelatihan malam ini membahasa tentang "Kaidah Pantun" bersama narasumber bapak Miftahul Hadi dan moderator yang bernama ibu Arofiah atau biasa disebut kak Ovi. 

Siapa yang tidak kenal pantun!
Pantun adalah karya sastra yang terikat dengan aturan. Pantun asal mulanya adalah sastra lisan, masyarakat tempo dulu terbiasa berbalas pantun. Masyarakat mengucapkan langsung secara lisan tanpa pikir panjang. Namun seiring waktu, sekarang pantun dibuat secara tertulis. 

Di suatu daerah di nusantara Pandun sebagai budaya bahkan dijadikan tradisi dengan nama "Berbalas Pantun." Yuuuk kita lestarikan pantun di Indonesia, jangan sampai Pantun diakui oleh bangsa lain.

Bagaimana cara membuat pantun yang baik dan benar??
Pantun yang baik dan benar teridiri dari Sampiran dan Isi. Dalam 1 bait terdiri dari 4 baris. Satu baris terdiri dari 8-12 suku kata. Bersajak AB AB. Terdapat unsur rima yang sesuai. 
Contoh:
Berjalan adik sambil dituntun
Harus dijaga jangan terjatuh
Sungguh unik belajar pantun
Materi berharga hati tersentuh

Cakeeep...
yuk yuuk lanjuuut!!!

Pagi hari pergi ke sekolah
Pulangnya naik metromini
Bersama aaya Arofiah
Akan pandu acara malam ini

Moderator sudah berpantun tandanya kita harus mulai fokus untuk mengikuti pelatihan malam ini. ok gaeeessss...
Putri santun akan menikah
Berhias sulam sangatlah cantik
Mari berpantun bersama pak Miftah
Rabu malam memanglah asyik

Cieeeee, cieee....

Narasumber akan memperkenalkan diri melalui pantun. Silahkan disimak ya... 
Banjir kanal tanagnya lempung
Membabat semak dipinggir kali
Salam kenal saya mas Mif guru kampung
Dari Demak berjuluk kota wali

Pantun adalah warisan budaya Indonesia sejak tahun 2014. Pantun diakui oleh UNESCO sebagai warisan Budaya Tak Benda pada sesi ke-15 intergovernmental Committe for the Safeguarding of the intengible Cultural Heritage di kantor pusat UNESCO di Paris, Prancis (17 Desember 2020). Nah mulai sekarang jangan;ah malu untuk melestarikan pantun dan memperingati hari PAndun sedunia tanggal 17 Desember. 

Pantun berasal dari kata "Tun" yang bermakna "baris" atau "deret." Asal kata pantun dari dari masyarakat melayu Minangkabau diartikan sebagai "Panutun" oleh masyarakat Riau disebut dengan "Tunjuk Ajar" yang berkaitan dengan etika (Mu'jizah, 2019). 

Menurut Suseno (2006) di Tapanuli pantun dikenal dengan nama ende-ende. 
Contoh:
Molo mandurung ho dipabu,
Tampul si mandulang-dulang, 
Molo malungun ho diahu,
Tatap siru Mondang bulan.

Artinya:
Jika tuan mencari paku,
Petiklah daun sidulang-dulang, 
Jika tuan rindukan daku, 
Pangdanglah sang bulan purnama. 

Sedangkan di Sunda pantun dikenal dengan sebutan Paparikan.
Contoh:
Sing getol nginam jajamu,
Ambih jadi kuat urat,
Sing getol naengan elmu,
Gunana dunya akhirat.

Artinya:
Yang giat minum jamu,
Agar jadi kuat urat,
Yang giat mencari ilmu,
Berguna untuk dunia akhirat.

Pantun di Jawa dikenal dengan sebutan Parikan. 
Contoh:
Kabeh-kabeh gelung konde,
Kang endi kang gelung jawa, 
Kabeh-kabeh ana kang duwe
Kang endi sing durung ana.

Artinya:
Semua bergelung konde,
Manakah yang gelung jawa,
Semua sudah ada yang punya,
Mana yang belum dipunya.

Beberapa fungsi Pantu antara lain:
1. Sebagai alat pemelihara bahasa, berperan sebagai penjaga fungsi kata.
2. Melatih seseorang berpikir tentang makna kata sebelum berujar.
3. Menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata.

Selanjutnya peserta mendapat tantangan untuk membuat pantus selama 1 menit. Berikut pantun karya peserta:

Makan kedondong jangan dibanting
Kalau dibanting, pecah kulitnya
Rambut gondrong tidak digunting
Karena ga ada duitnya

Nasi hangat disajikan dalam bakul
Tidak lupa dialasi dengan daun
Terima kasih bapak Miftahul
atas ilmunya tentang pantun

Ke Pasar Kamis belanja katun
di pasar sumber membeli bakul
Malam Kamis belajar pantun
dari narasumber mas Miftahul

Menanam bunga di ujung jalan
Harum mewangi indah menawan
Siapa sangka gadis pujaan
Tambatan hati wajah rupawan

Jalan jalan ke pasar beli katun
Tidak lupa bawa wadah
Mari kita belajar pantun
Siapa tahu dapat hadiah

Malam Rabu ikut KBMN
Jangan lupa simak materi
Jika anda ulet dan telaten
Literasi akan menambah prestasi

Anak katak turun gunung
Bertemu kambing yang makan daun
Putar otak sampai bingung
Memilih kata menjadi pantun

Baju kebaya berbahan katun
Ditambah payet dan permata
Malam ini serunya berpantun
Mata ngantuk jadi terbuka

Apa ciri-ciri pantun??
Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang. 
Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud. 
Satu baris terdiri dari empat sampai lima kata.
Dalam 1 bait terdiri dari 4 baris. 
Satu baris terdiri dari 8-12 suku kata. 
Bersajak a-b-a-b. 
Terdapat unsur rima yang sesuai. 

Jenis pantun yang hanya 2 baris boleh-boleh saja. Seperti yang dibacakan oleh Jarjit. Pantun jenis itu disebut Karmina. 
Ciri-ciri pantun Karmina yaitu:
Baris 1 sampiran, baris 2 isi
Sajak ab-ab
Tiap baris empat sampai lima kata
Jumlah suku kata juga 8-12 suku kata 

Bedakah dengan syair?? 
Contoh:
Ke sekolah janganlah malas,
Belajar rajin di dalam kelas,
Jaga sikap janganlah culas, 
Agar hati tak jadi keras. 

Kalau ciri-ciri syair sebagai berikut:
Semua barisan berakhiran as
Sajaknya disebut a a a a
Tiap barisnya saling berhubungan
Jumlah kata dan suku kata jumlahnya sama dengan pantun

Beda lagi dengan Gurindam
Contoh:
Jika selalu berdoa berdzikir,
Ringan melangkah jernih berpikir. 

Ciri-ciri Gurindam:
Baris 1 sebab
Baris 2 akibat
Sebab : berdoa berdzikir
Akibat : jernih berpikir

Berikut pantun dengan rima/bunyi akhir yang sama disebut dengan rima akhir.
Contoh:
Makan nasi ditambah kerupuk ku-lit-
Paling lahab makannya di tepi saw-ah
Membuat pantun memanglah su-lit
Jika diasah akankah jadi mud-ah

Tips dan Trik cara memilih kata dengan rima yang sama sebagai berikiut:
Kutu
Satu
Kartu
Buntu
Pintu
Batu

Demikian materi pada malam hari ini. Sungguh luaaaar biasaaaa. Banyak ilmu yang bisa kita terapkan. Ayooo berlatihlah untuk membuat pantun. 
Terima kasih.
Salam Literasi.


Depok, 6 Juni 2024
Kartini, S.Pd_Guru SD











2 komentar:

SSB Metro Kukusan

  Pertandingan tim futsal Metro Kukusan mengikuti laga event Anniversary 1st Citra Remaja.  Pertandingan dilakukan di lapangan Pordek Krukut...